You are currently viewing Franchise atau Waralaba | Wiki, Pengertian dan Sejarah Lengkap nya

Franchise atau Waralaba | Wiki, Pengertian dan Sejarah Lengkap nya

Pengertian Franchise atau Waralaba adalah model bisnis di mana pemilik merek (franchisor) memberikan izin kepada individu atau entitas (franchisee) untuk menjalankan bisnis di bawah merek atau nama perusahaannya. Dalam model bisnis ini, franchisee biasanya membayar sejumlah biaya awal dan/atau royalti berkelanjutan kepada franchisor.

Franchise biasanya memberikan berbagai manfaat bagi franchisee, seperti hak untuk menggunakan merek dagang, sistem bisnis, dan prosedur operasional yang sudah terbukti berhasil. Selain itu, franchisee seringkali mendapatkan dukungan dalam hal pemasaran, pelatihan, dan manajemen.

Namun, ada juga tantangan dalam model bisnis franchise. Misalnya, franchisee harus mematuhi pedoman dan standar yang ditetapkan oleh franchisor, dan biasanya memiliki kewajiban finansial berkelanjutan terhadap franchisor. Selain itu, keberhasilan dan reputasi merek secara keseluruhan dapat dipengaruhi oleh kinerja franchisor maupun franchisee lainnya.

Contoh-contoh bisnis franchise yang terkenal termasuk McDonald’s, Starbucks, dan Iori.

 

Sejarah Franchise

Awal Mula Konsep Franchise

Konsep waralaba atau franchise telah ada sejak zaman kuno, tetapi struktur waralaba modern seperti yang kita kenal sekarang sebagian besar berkembang pada abad ke-19 dan 20. Di era feodal, penguasa atau raja biasanya memberikan hak kepada individu atau kelompok untuk menjalankan berbagai jenis usaha, seperti membangun jalan atau menjembatani sungai, sebagai suatu bentuk franchise awal.

Gambar 01. Konsep Franchise
Gambar 01. Konsep Franchise

Franchise di Abad ke-19

Pada abad ke-19, perkembangan franchise mulai terlihat di Amerika Serikat. Perusahaan seperti Singer Sewing Machine dan Coca-Cola mulai menjual hak untuk menjual produk mereka kepada distributor independen. Dalam hal ini, perusahaan induk mendapatkan jaringan distribusi yang luas tanpa harus menginvestasikan banyak modal, sementara distributor mendapatkan hak untuk menjual produk yang sudah memiliki reputasi yang baik.

Gambar 02. Awal Mula Franchise Coca Cola
Gambar 02. Awal Mula Franchise Coca Cola

Perkembangan Franchise di Abad ke-20

Perkembangan signifikan dalam sejarah franchise terjadi pada pertengahan abad ke-20, terutama di Amerika Serikat. Setelah Perang Dunia II, pertumbuhan ekonomi dan perkembangan jaringan jalan raya di Amerika Serikat membuka peluang baru bagi bisnis franchise. Restoran cepat saji seperti McDonald’s dan KFC mulai mengembangkan model bisnis franchise mereka, yang memungkinkan mereka untuk memperluas jaringan restoran mereka dengan cepat.

Gambar 03. Franchise McDonald's yang Pertama kali
Gambar 03. Franchise McDonald’s Pertama

McDonald’s dan Model Franchise Modern

Sebagai contoh, model franchise McDonald’s, yang dikembangkan oleh Ray Kroc pada tahun 1950-an, menjadi contoh penting dalam sejarah franchise. Kroc membeli hak franchise dari pendiri McDonald’s asli, Richard dan Maurice McDonald, dan kemudian mulai menjual hak franchise ke pengusaha lain. Kroc menetapkan standar operasional yang ketat untuk memastikan kualitas dan konsistensi produk di seluruh restoran McDonald’s, dan ini menjadi standar di industri waralaba.

Franchise di Abad ke-21 dan Masa Depan

Franchise terus berkembang di abad ke-21, dengan sektor seperti layanan kesehatan, pendidikan, dan teknologi informasi semakin banyak mengadopsi model bisnis ini. Selain itu, perkembangan teknologi digital dan internet juga membuka peluang baru dalam industri franchise, seperti e-commerce, bisnis online, dan bahkan franchise yang menjual barang fisik seperti Iori, telah menggunakan peluang pengembangan teknologi ini.

Pada masa mendatang, franchise kemungkinan akan terus beradaptasi dengan perubahan kondisi ekonomi dan teknologi. Meskipun tantangan dan risiko tetap ada, franchise tetap menjadi model bisnis yang populer bagi pengusaha yang ingin memulai usaha mereka dengan merek dan sistem yang sudah terbukti.

 

Contoh Franchise

Franchise atau waralaba menjadi model bisnis yang populer di berbagai sektor industri, termasuk makanan dan minuman, ritel, jasa, dan banyak lagi. Berikut ini adalah beberapa contoh franchise yang sukses di berbagai bidang.

McDonald’s

Salah satu contoh franchise terkenal di dunia adalah McDonald’s. Dimulai sebagai restoran makanan cepat saji tunggal di San Bernardino, California, pada tahun 1940, McDonald’s kini memiliki lebih dari 36.000 outlet di lebih dari 100 negara. Franchisee McDonald’s menjalankan bisnis mereka dengan menggunakan merek, sistem, dan prosedur yang telah teruji dari McDonald’s, serta mendapatkan dukungan pelatihan, pemasaran, dan operasional dari perusahaan.

Gambar 04. Franchise McDonald's
Gambar 04. Franchise McDonald’s

7-Eleven

7-Eleven adalah contoh lain dari franchise yang sukses di sektor ritel. Berasal dari Dallas, Texas, 7-Eleven kini memiliki lebih dari 70.000 toko di 17 negara, menjadikannya salah satu jaringan ritel terbesar di dunia.

Franchise 7-Eleven memperoleh hak untuk menjalankan toko dengan menggunakan merek dan sistem 7-Eleven, dan mendapatkan dukungan berkelanjutan dari perusahaan.

Gambar 05. Franchise 7-Eleven
Gambar 05. Franchise 7-Eleven

Iori F&B

Iori Minuman Kekinian adalah contoh franchise di Indonesia dalam industri minuman. Iori menawarkan berbagai jenis minuman kekinian, seperti bubble tea, kopi, dan minuman buah segar, yang populer di kalangan generasi muda. Dengan menjadi franchisee Iori, individu atau entitas dapat memanfaatkan merek dan menu yang sudah populer, serta mendapatkan dukungan dalam hal pemasaran dan operasional.

Franchise seperti McDonald’s, 7-Eleven, dan Iori menunjukkan bagaimana model bisnis ini dapat digunakan untuk memperluas bisnis di berbagai sektor industri dan pasar.

Namun, penting untuk diingat bahwa menjadi franchisee membutuhkan investasi waktu, uang, dan sumber daya, dan ada risiko dan tanggung jawab yang terlibat.

Sebagai calon franchisee, penting untuk melakukan penelitian dan pertimbangan yang cermat sebelum memutuskan untuk memasuki franchise.

Gambar 06. Franchise Iori
Gambar 06. Franchise Iori

 

Perbedaan Franchise dengan Paket Usaha

Franchise dan paket usaha adalah dua konsep yang sering ditemui dalam dunia bisnis. Kedua istilah ini memiliki perbedaan mendasar dalam hal struktur dan keterlibatan dari pemilik merek atau konsep bisnis. Mari kita bahas lebih detail.

Franchise

Franchise atau waralaba adalah model bisnis di mana pemilik merek (franchisor) memberikan izin kepada individu atau entitas (franchisee) untuk menjalankan bisnis di bawah merek atau nama perusahaannya. Dalam model bisnis ini, franchisee biasanya membayar sejumlah biaya awal dan/atau royalti berkelanjutan kepada franchisor.

Franchise biasanya memberikan berbagai manfaat bagi franchisee, seperti hak untuk menggunakan merek dagang, sistem bisnis, dan prosedur operasional yang sudah terbukti berhasil. Selain itu, franchisee seringkali mendapatkan dukungan dalam hal pemasaran, pelatihan, dan manajemen.

Paket Usaha

Paket usaha, di sisi lain, adalah model bisnis di mana individu atau entitas membeli paket lengkap untuk memulai usaha. Paket ini biasanya mencakup semua perlengkapan dan bahan yang diperlukan untuk memulai usaha, serta panduan tentang bagaimana menjalankan usaha tersebut. Namun, tidak seperti franchise, tidak ada kewajiban berkelanjutan kepada pemilik paket usaha setelah pembelian awal.

Paket usaha biasanya tidak mencakup hak untuk menggunakan merek dagang atau nama perusahaan tertentu, dan biasanya tidak ada dukungan berkelanjutan dalam hal pemasaran atau manajemen. Sebaliknya, pemilik usaha bebas untuk mengembangkan dan menjalankan usahanya sesuai keinginan mereka sendiri, asalkan mereka mematuhi hukum dan regulasi yang berlaku.

Secara umum, franchise mungkin lebih menarik bagi mereka yang mencari model bisnis yang telah terbukti berhasil dan mendukung, sementara paket usaha mungkin lebih sesuai bagi mereka yang ingin lebih banyak kebebasan dan kontrol atas usaha mereka. Namun, keduanya menawarkan peluang untuk berbisnis dengan biaya dan risiko yang lebih rendah dibandingkan dengan memulai usaha dari awal.

 

Alasan tentang Peralihan Risiko (Rationale and risk shift)

“Rationale and risk shift” dalam konteks franchise merujuk pada alasan (rationale) atau latar belakang mengapa seseorang atau entitas memilih untuk masuk ke dalam model bisnis franchise, dan bagaimana risiko bisnis dialihkan atau dibagi antara franchisor dan franchisee.

Rationale

Dalam model bisnis franchise, rationale biasanya melibatkan akses ke merek dagang yang sudah diakui, sistem operasional yang telah teruji, dukungan pelatihan, dan bantuan pemasaran. Dengan memilih untuk menjadi franchisee, seseorang dapat memanfaatkan reputasi dan sistem yang sudah dibangun oleh franchisor, daripada memulai bisnis dari awal.

Risk Shift

Mengenai “risk shift”, dalam model bisnis franchise, risiko yang biasanya harus ditanggung oleh pemilik bisnis saat memulai dari nol sebagian besar dialihkan ke franchisor. Franchisor telah menginvestasikan waktu dan sumber daya untuk membangun sistem operasional dan merek, dan jika bisnis gagal, mereka adalah yang paling berisiko kehilangan investasi tersebut. Sementara itu, franchisee biasanya hanya menanggung risiko sebesar investasi awal mereka.

Jadi, “Rationale and risk shift” dalam bahasa Indonesia dapat diterjemahkan menjadi “Alasan dan Perpindahan Risiko”. Konsep ini menggambarkan alasan mengapa seseorang memilih model bisnis franchise dan bagaimana risiko bisnis dibagi antara franchisor dan franchisee.

 

Keuntungan dan Kerugian dari Waralaba

Istilah ini merujuk kepada analisis atas keuntungan dan kerugian yang mungkin ditemui oleh individu atau perusahaan yang memilih waralaba sebagai cara untuk memulai atau memperluas bisnis.

Berikut ini adalah beberapa keuntungan dan kerugian dari waralaba sebagai mode masuk dalam memulai atau mengembangkan bisnis:

Keuntungan

  1. Dukungan sistem yang teruji: Franchisor telah mengembangkan sistem operasional dan manajemen yang teruji, sehingga franchisee dapat memulai bisnis dengan fondasi yang kuat.
  2. Reputasi dan merek yang diakui: Dengan bergabung dalam franchise, franchisee akan mendapatkan manfaat dari reputasi dan merek yang sudah mapan dan diakui oleh pasar.
  3. Pelatihan dan dukungan: Franchisor biasanya menyediakan pelatihan dan dukungan bagi franchisee, termasuk dalam hal pemasaran, manajemen, dan operasional.
  4. Pembagian risiko: Risiko bisnis dalam waralaba umumnya dibagi antara franchisor dan franchisee, sehingga mengurangi risiko kegagalan bagi franchisee.
  5. Akses ke jaringan bisnis yang lebih luas: Bergabung dalam franchise memberikan franchisee akses ke jaringan bisnis yang lebih luas, termasuk hubungan dengan pemasok, distributor, dan pelanggan potensial.

Kerugian

  1. Biaya awal dan royalti: Franchisee harus membayar biaya awal dan royalti kepada franchisor, yang mungkin menjadi beban finansial yang signifikan.
  2. Keterbatasan kreativitas dan kontrol: Dalam waralaba, franchisee harus mematuhi sistem, aturan, dan pedoman yang ditetapkan oleh franchisor, yang mungkin membatasi kreativitas dan kontrol atas bisnis.
  3. Ketergantungan pada reputasi merek: Reputasi franchise secara keseluruhan dapat dipengaruhi oleh kinerja franchisor maupun franchisee lainnya, sehingga jika ada isu yang muncul, franchisee juga akan terkena dampaknya.
  4. Kewajiban kontrak: Franchisee harus mematuhi perjanjian franchise yang ditetapkan oleh franchisor, yang mungkin mencakup kewajiban jangka panjang dan batasan dalam mengelola bisnis.
  5. Potensi konflik: Dalam hubungan franchise, ada kemungkinan konflik antara franchisor dan franchisee, terutama jika ada perbedaan pendapat mengenai kebijakan atau strategi bisnis.

Dalam mengevaluasi keuntungan dan kerugian ini, penting bagi individu atau perusahaan yang tertarik untuk memasuki waralaba untuk mempertimbangkan tujuan, kebutuhan, dan sumber daya mereka, serta melakukan penelitian menyeluruh tentang franchisor dan industri yang relevan sebelum membuat keputusan.

 

Biaya dan Kontrak Perjanjian

Biaya Franchise

Dalam franchise, ada dua jenis biaya utama yang biasanya harus dibayar oleh franchisee kepada franchisor.

  1. Biaya Awal (Franchise Fee): Ini adalah biaya yang harus dibayar oleh franchisee kepada franchisor untuk memperoleh hak untuk menjalankan bisnis di bawah merek franchisor. Biaya ini biasanya dibayarkan di awal dan digunakan untuk meliputi biaya pelatihan awal, peralatan, dan bahan-bahan yang dibutuhkan untuk memulai bisnis.
  2. Royalti: Ini adalah pembayaran berkelanjutan yang dibayarkan oleh franchisee kepada franchisor. Royalti biasanya dihitung sebagai persentase dari penjualan atau laba franchisee. Royalti digunakan untuk meliputi dukungan berkelanjutan dari franchisor, termasuk pelatihan, pemasaran, dan pembaruan sistem.

Kontrak Perjanjian Franchise

Kontrak perjanjian franchise adalah dokumen hukum yang mengatur hubungan antara franchisor dan franchisee. Kontrak ini biasanya mencakup detail seperti:

  1. Hak dan Kewajiban: Kontrak akan menjelaskan hak dan kewajiban franchisor dan franchisee, termasuk hak franchisee untuk menggunakan merek dan sistem franchisor, serta kewajiban franchisee untuk mematuhi pedoman dan standar franchisor.
  2. Durasi: Kontrak akan menentukan durasi perjanjian franchise, serta syarat dan kondisi untuk perpanjangan.
  3. Biaya dan Royalti: Kontrak akan menentukan biaya awal dan royalti yang harus dibayar oleh franchisee, serta metode dan jadwal pembayaran.
  4. Terminasi: Kontrak akan menjelaskan kondisi di mana perjanjian dapat diakhiri oleh kedua pihak.
  5. Wilayah: Kontrak akan mendefinisikan wilayah geografis di mana franchisee dapat menjalankan bisnis.
Gambar 07. Contoh Surat Perjanjian Franchise
Gambar 07. Contoh Surat Perjanjian Franchise

Sebelum menandatangani kontrak perjanjian franchise, sangat penting bagi calon franchisee untuk memahami sepenuhnya semua syarat dan kondisi dalam kontrak, dan idealnya, meminta nasihat dari penasihat hukum atau bisnis profesional.

 

Kewajiban Masing- Masing Pihak

Dalam kontrak perjanjian franchise, baik franchisor dan franchisee memiliki kewajiban tertentu yang harus dipenuhi. Tidak ada ketentuan pasti mengenai apa saja yang terkandung dalam kontrak perjanjian tersebut, karena itu sangat tergantung dari masing- masing keputusan dari pengelola bisnis franchise tersebut.

Pembahasan mengenai kewajiban umum dari masing- masing pihak yang biasanya tertuang dalam kontrak perjanjian franchise, bisa Anda lihat dibawah ini.

Jika Anda ingin melihat contoh Kewajiban Masing- Masing Pihak dalam kontrak perjanjian waralaba jenis minuman, silahkan buka halaman ini: Semua Hak dan Kewajiban dalam Franchise Minuman, beserta Penjelasan nya

Kewajiban Franchisor

Franchisor, sebagai pemilik merek dan sistem bisnis, biasanya memiliki kewajiban berikut:

  1. Memberikan Hak: Franchisor harus memberikan hak kepada franchisee untuk menggunakan merek dan sistem bisnis franchisor.
  2. Pelatihan dan Dukungan: Franchisor biasanya memiliki kewajiban untuk memberikan pelatihan awal dan dukungan berkelanjutan kepada franchisee. Dukungan ini dapat mencakup bantuan dalam hal operasional, pemasaran, manajemen, dan lainnya.
  3. Pembaruan Sistem: Franchisor harus terus membarui dan memperbaiki sistem bisnisnya agar tetap relevan dan kompetitif, dan memberikan pembaruan tersebut kepada franchisee.
  4. Perlindungan Merek: Franchisor harus berusaha melindungi merek dan reputasinya, termasuk melalui upaya seperti pemasaran dan penegakan hukum terhadap pelanggaran merek.

Kewajiban Franchisee

Franchisee, sebagai operator bisnis di bawah merek dan sistem franchisor, biasanya memiliki kewajiban berikut:

  1. Membayar Biaya dan Royalti: Franchisee harus membayar biaya awal dan royalti yang telah disepakati kepada franchisor sesuai dengan jadwal dan metode yang ditentukan dalam kontrak.
  2. Mematuhi Sistem dan Pedoman: Franchisee harus menjalankan bisnisnya sesuai dengan sistem dan pedoman yang ditetapkan oleh franchisor. Ini dapat mencakup aspek seperti layanan pelanggan, penampilan toko, dan standar kualitas produk.
  3. Melindungi Reputasi Merek: Franchisee harus berusaha menjaga dan melindungi reputasi merek franchisor, termasuk dengan memberikan layanan dan produk yang berkualitas.
  4. Pelaporan: Franchisee biasanya harus memberikan laporan regular kepada franchisor mengenai penjualan, laba, dan aspek lain dari operasional bisnis.

Kewajiban masing-masing pihak ini harus didefinisikan dengan jelas dalam kontrak perjanjian franchise, dan kedua pihak harus sepakat untuk memenuhi kewajiban mereka sebagai bagian dari hubungan franchise.

 

Pertanyaan sering diajukan (FAQ)

Apa perbedaan antara Franchise dan Waralaba?

“Franchise” dan “waralaba” pada dasarnya merujuk pada konsep yang sama dan sering digunakan secara bergantian. Keduanya menggambarkan suatu sistem di mana pemilik merek atau sistem bisnis (franchisor atau pemberi waralaba) memberikan lisensi kepada pihak lain (franchisee atau penerima waralaba) untuk menjalankan bisnis dengan menggunakan merek dan sistem bisnis tersebut.

Perbedaannya terletak pada penggunaan bahasa. “Franchise” adalah istilah yang lebih umum digunakan dalam literatur dan percakapan berbahasa Inggris, sementara “waralaba” adalah istilah yang sering digunakan dalam konteks berbahasa Indonesia. Jadi, meskipun ada perbedaan dalam penggunaan bahasa, keduanya merujuk pada konsep yang sama dalam dunia bisnis.

Apa perbedaan franchise dan franchisor?

Franchise dan franchisor adalah dua konsep yang saling terkait dalam model bisnis franchise. Franchise merujuk pada model bisnis itu sendiri, di mana pemilik bisnis orisinal (franchisor) memberikan lisensi kepada pihak ketiga (franchisee) untuk menjalankan bisnis dengan menggunakan merek dan sistem operasional franchisor.

Di sisi lain, franchisor adalah pemilik asli dari merek atau bisnis yang memberikan lisensi kepada franchisee untuk menjalankan bisnis dengan menggunakan merek dan sistem bisnisnya. Franchisor biasanya bertanggung jawab untuk memberikan dukungan berkelanjutan kepada franchisee, seperti pelatihan, bantuan pemasaran, dan bantuan operasional.

Apa perbedaan franchise dan franchisee?

Franchise merupakan model bisnis di mana pemilik bisnis (franchisor) memberikan lisensi kepada pihak ketiga (franchisee) untuk menjalankan bisnis dengan menggunakan merek dan sistem operasional franchisor.

Sedangkan franchisee adalah individu atau perusahaan yang membeli hak untuk menjalankan bisnis dengan menggunakan merek dan sistem bisnis franchisor sebagai bagian dari perjanjian franchise.

Apa perbedaan franchise, franchisor dan franchisee?

Franchise adalah model bisnis di mana pemilik bisnis (franchisor) memberikan lisensi kepada pihak ketiga (franchisee) untuk menjalankan bisnis dengan menggunakan merek dan sistem operasional franchisor.

Franchisor adalah pemilik asli dari merek atau bisnis yang memberikan lisensi kepada franchisee. Franchisor bertanggung jawab untuk memberikan dukungan berkelanjutan kepada franchisee.

Sementara itu, franchisee adalah individu atau perusahaan yang membeli hak untuk menjalankan bisnis dengan menggunakan merek dan sistem bisnis franchisor sebagai bagian dari perjanjian franchise.

 

Penutup

Pelajari tentang istilah lain dalam dunia waralaba

Dalam dunia waralaba, ada banyak istilah lain yang perlu dipahami. Menjelajahi istilah-istilah ini akan membantu Anda memperoleh pemahaman yang lebih lengkap tentang konsep dan operasi waralaba. Pelajari selengkapnya disini: Semua Istilah dalam dunia Franchise yang Wajib Kamu tahu !

Catatan penting untuk franchisee

Bagi franchisee yang ingin sukses dalam menjalankan bisnis waralaba, pemahaman yang mendalam mengenai hal-hal penting yang perlu dipahami menjadi kunci utama.

Dalam hal ini, penting bagi franchisee untuk memahami peran dan tanggung jawab mereka, mengikuti standar operasional yang ditetapkan, serta menjaga kualitas produk atau layanan sesuai dengan merek waralaba.

Selain itu, kerjasama yang baik dengan franchisor juga menjadi faktor penting dalam mencapai kesuksesan waralaba.

Leave a Reply